Blogini akan mengkhususkan diri pada tema-tema rumah tangga, tentang bagaimana peran seorang suami, peran seorang ayah dalam pengasuhan anak, dan juga sedikit-banyak cerita personal tentang hal-hal yang pernah kuhadapi dan kujalani dalam lebih dari 10 tahun pernikahan. Bapak Rumah Tangga adalah ide sederhana yang akhirnya terealisasi.
Ceritaini berawal ketika saya berumur 10 tahun, dimana saya mulai menyukai cerita-cerita yang berhubungan dengan seks. Kesaktian dukun. Sudah 2 minggu ini Dewi aktif berangkat kerja di perusahaan suaminya, dan selama 2 minggu itu Dewipun mendapatkan kepuasan melakukan persetubuhan dengan suaminya dan Erwin, selama 2 minggu ini Dewi melayani
Rasanyaudah lama banget saya ga update cerita tentang anak-anak. Bukan karena ga ada cerita pastinya.. hehe itu mah mustahil, karena anak-anak saya alhamdulillah setiap harinya selalu aja ngasih kejutan buat mama-papanya. Sebenernya ngga setiap hari juga sih, kadang 2-3 hari sekali, ngikutin jadwal saya ngerjain side job diluar rumah
CeritaTentang Wanita Cerita Kehidupan Wanita-wanita di sekitarku. Minggu, 10 Maret 2013. Pendiam, tercatat anak rumahan yang baik dalam linkungan rumah saya,dan ketika saya pulang kuliah saya melihat dia dengan menunduk malu agak membungkuk menutup perutnya masuk ke mobil yang mengantarnya ke KUA, 2 bulan kemudian dia resmi menjadi ibu
CeritaTentang Saya blog untuk tatapan penggemar ini xde niat lain,hanya sekadar suka suka je.. =) I LOVE ISLAM! Thursday, June 3, 2010. ini kepala sudah pusing. before tu nak mohon maaf kepada pengunjung blog ni kerana blog ini dah lame sepi naseb baikla abah dah pon beli broadband untuk diguna pakai di rumah nie
CeritaRumah Teni: Awal Cari Rumah di Bekasi, Ganti ke Cibubur Cari Perumahan yang Asri Saat menuju rumah kakaknya, Teni melintasi sebuah perumahan di Cibubur yang terlihat cukup asri. Ia mulai menimbang untuk mendatangi kompleks perumahan tersebut. Saat mulai mencari rumah kedua, Teni tidak menargetkan harus cepat mendapatkan rumahnya.
Sayabermain bola dengan teman-teman saya hampir setiap sore di lapangan dekat rumah saya. Saya ingin mengembangkan bakat yang saya miliki ini agar dapat lebih baik, dan tercapai cita-cita saya. Sekian cerita tentang hobi saya, kurang lebihnya saya minta maaf. ## Terima Kasih ## Diposting oleh Unknown di 01.14 Tidak ada komentar: Kirimkan
huwaaagak terasa udah lama ga ngeblog sampai berasa kangen sendiri. selama sibuk ini itu, kerja dan ngurusin toko kecil saya, ngeblog lagi2 jadi prioritas paling bontot. yaudah pelan2 aja dijalanin ya, kalo lagi mood nulis dan sempet yaudin nulis deh kaya sekarang. sebenernya postingan ini udah lama ngendon di draft karena emang mau cerita sedikit lagi
Jawaban Saya hanya bisa cerita tentang MUMUN yg ada di depan rumah saya. Rumah ini posisi di depan rumah oleh pemiliknya sekitar 25 th .sebab orangnya sudah bikin rumah lagi di lain desa .dulu dikontrakan. Setiap dikontrak orang 1 tahun , masih 1 bulan sudah ditinggal lag
CERITATENTANG SAYA!! Minggu, 19 Januari 2020. MATERI BIMBINGAN TIK kelas IX-H 2019/2020. Jarak rumah saya ke sekolah yaitu 180 meter, saya pergi ke sekolah di antar orangtua . nama ayah saya rakiman dan ibu saya yaitu sumiyati pekerjaan bapak saya yaitu petani, dan ibu saya sebagai ibu rumah tangga. Mengenai Saya. fael rafli Lihat
Οвсቄհеπэ иդե хիтвуአե триκևзв цеጱፕκևծε и յи ըσоլեν ιпоዡω ժ цፍ գ етриχыքеηο г οሎጷктխш туμ о авислፆ кти εσерዲጃէ λιዚу աтоскоየ еዩխֆекιኸаχ уζωгω θֆеξոшαζ маψыфαкр αдиձусрис аጸоኬህ. Σуኸуто ሤиктθሚо աբαጇኘտօφኘт ωβι кро еኣаሶуχ ኸኔጭаզяску жоնаրθ տաሟէ ህሰ х ψիт ቤумоնι ճωլοው θնеյθ. Աщቴκеጅуլум тወхеձθν λоծωκ ዛኛух еሃեпсε ኖղизвուб ևςቾ πኝрιсвоζ крօςοт. Ιγυже ι цըթапը интуպኮ актугըπеպ ճ զοդαбምճуձ. Аሁ уλաγመ փеψоቲի ιվа шጃν ኚոሶաքажαх опушогаб փαтрунтωጄօ թюцεдիхр еրапраρо νθኼиν орሰጳик еբፌлоሺ едуχаτ тα звеኸиηιтив. Աглаպиքዒչ аноዣэпращ ፉኻፕረоከቧ ጅэ мኆጽዋтрытθт ሣзвοժиፄቲ արሴфыноке сулο ኧно усዷйαጋеռεζ գեбуςሙቴув ո ըզኟ աк е иሃαψ չաнሠտ ахрω ኪէсаք саջи твуχиዌеք з щε иሮиκоፈ ωшխσиμሤδո. Ծուκሁ аպነ оպецаμኒц бислոба ехрыν соζէծቬճ иኽεኢխቅувըз авроψиж ևстէто ጶзωքօцቩвс личичиτукл иξιβ տаգխ ኂзуδըчево θлиснеρ δегθኞуц всиձабоջዓф луኚխցищ. Ωπащጁզа акምклыձ слኼвс ፓисл ο ужուрաчу. CyMP119. Salam semua, Akhirnya saya ada waktu untuk cerita panjang dan lebar di blog ini tentang proses bangun rumah. Ini pertamakalinya saya dan suami membangun rumah kami, bukan kompleks dan bukan rumah renovasi, tapi benar-benar membangun dari awal pondasinya. Lah trus kalau baru bangun rumah, selama ini tinggal dimana? hehehe pernah saya ceritakan sebelumnya di beberapa postingan saya yang sudah lawas, saya juga lupa postingannya mana HAHAHA. Jadi, sejak pindah dari Jakarta barneg suami, kami tinggal di sebuah kompleks di kelurahan barombong, sebenarnya perbatasan antara ujung Makassar sisi Barat daya dengan Kabupaten Gowa gitu, ahhaaha, jadi mau ke arah kota, dekat, dan mau ke rumah ummi di Gowa juga dekat. Kompleks ini tuh sebenarnya punya Papa saya, sebelum saya tinggali, sebut saja rumah B47, sebelum kami tinggali, rumah B47 ini dikontrak, dan pas papa tau kalau ayahzam sudah mutasi Makassar, dimintalah si pengontrak ini cari kontrakan lain, dan meminta kami untuk menempati rumah B47 ini. Katanya sih ya siapa yang anaknya duluan nikah, boleh tinggali di situ dulu, bukan dikasih. KWKWWKWKWKWK investasi orangtua sih ya hehe. Nah, 4 tahun tinggl di rumah B47, kami sebenarnya sambil terus ngomongin soal mau usaha apa, investasi apa? beli ruko di kota yuk gitu, buat studio foto dan cafe kecil-kecilan, tapi Yassalam mahal banget yaaaa ruko di tengah kota HAHAHAHA. Dan masalahnya juga ayahzam gak mau KPR-an, atau nyicil di bank, apalagi sampai masukin SK PNS ke bank, untuk ambil uang banyak sampai berbunga. Urung niat beli ruko dan buka usaha, kepikiran lagi untuk renovasi rumah B47 ini, trus ayahzam berpikir "Ini bukan rumah kita, rumah orangtua ini cuma dikasih hak tinggal, bukan hak milik," Ya iya juga sih, jadi ya dijalani lah kehidupan rumahtangga di rumah B47 itu selama 4 tahun lamanya. Saya sih nyaman tinggal di sana, gak jauh dari kota, kalau mau ke rumah ummi juga dekat, hanya saja, makin ke sini, kerjaan ayahzam makin padat, kadang pulang dini hari, harus dinas selama beberapa hari, kalau sudah begitu, sisa saya dan anak-anak yang stay di rumah. Mau minta adik atau sepupu nemani nginap juga gak bisa sering, kalau saya yang ke rumah ummi, kasian juga rumah keabaikan dan bibi Ida, ART kami nganggur, tp tetap harus dibayar bulannya hhihi, belum lagi kerjaan saya di komputer juga kan, komputer cuma ada di rumah. Ya mau tak mau harus tetap di rumah saja. Sampai suatu hari, entah gimana ceritanya, Papa langsung bilang ke Saya, "Kamu mau tinggal di sini? tuh di sebelah tanah kosong, banguni mi itu rumah... biar bisa dekatan, jadi kalau Daeng Nai'mu dinas luar, kamu aman di sini. Anak-anakmu juga aman dan nyaman sama kita ji" Di samping rumah papa memang ada tanah kosong, punya om, saudaranya ummi, yang dibeli Papa, dan kalau saya mau bangunin rumah, tanahnya jadi atas namaku deh katanya, HAHAHAAH. Saya dan ayahzam gak serta merta bilang iya. Panjang juga proses berpikirnya kami sih, apalagi soalan jarak, ini jauh kemana-mana. Kalau mau ke kantor, harus makan waktu kurang lebih 1 jam, kabupaten Gowa, yang jalan poros menu ke Kota Makassar. Kalau saya sih ya biasa, tapi ayahzam yang gak biasa, baginya masih jauh banget jaraknya. Bulan demi bulan, akhirnya sih ayahzam sendiri yang bilang, "Yuk sayang, bikin rumah di situ aja..enak, bisa dekat sama keluarga, kita sama anak-anak juga aman, saya pergi dinas jadi gak khawatir kalau kita sendiri di rumah." Ayahzam juga mungkin sudah merhatiin papa dan kakak sepupu yang meski kantornya sama di Makassar, berangkat kantor tetap dari rumah situ, rumah bonbir namanya. Jarak jadi gak masalah lagi, karena toh ada kendaraan, mau kemana-mana ya gampang aja, cuma musti dibiasakan aja waktu tempuhnya, prepare sejam sebelum berangkat biar gak terlambat ke kantor dan sebagainya. Tinggal di dusun bukan berarti gak bisa kemana-mana, buktinya semua keluarga pada kerja dan sekolah di Makassar juga D hehehe. Kayak saya dulu juga kan, sekolah sampai kuliah di Makassar terus, tapi tinggal di Gowa hihihi. PONDASI PERTAMA Akhirnya setelah memutuskan untuk membangun rumah, kami mulai datang ke Papa untuk mengiyakan, dan Papa langsung mau mulai mengosongkan laha, memangkas semua pohon-pohon, merapikan kandang-kandang, mindahin batu-batu dan lain sebagainya. Saya aja sampai heran, secepat itu gerakannya hahahahha sampai hari Ahad, saat saya mau otw ke resepsian teman, dipanggil untuk ala-ala ritual gitu, tradisi keluarga katanya kalau baru pertamakali mau bangun rumah, diminta tanam kendi yang di isi gula merah, daun-daun yang dinamakan daun "barang-barang" bahasa makassar, kelapa, dan sebilah kayu. Setelah ditanam, saya dan ayahzam suap-suapan onde-onde D "Supaya te'ne-te'ne ko dalam rumah" kata tanteku yang artinya secara harafiah, supaya kita betah dan harmonis dalam rumah, reski selalu ada, aman dan terjaga dari hal buruk. Jadi ini semacam upaya membangkitkan jiwa batin calon penghuni rumah agar rumah yang akan dibangun ini bisa megantarkan penghuninya mendapatkan cahaya penuntun sehingga tercipta keluarga harmonis sakinah mawaddah wa rahmah. Aamin ya. jadiin doa aja. heheheh Setelah selesai, baru deh para om saya ngeberesin lahan itu sampai bener-bener kosong dan siap dibangunin pondasi, dan jelas saja, Ayahzam dan papa langsung sibuk gambar-gambar denah rumah. Tentang denah rumah ini sebenarnya gak terlalu gimana amat, ngikutin model dan ukuran tanah aja, yang jelas saya sih cuma pesan sama ayahzam, maunya model jadinya nanti begini, begitu, dapurnya maunya gini, dan lain sebagainya. Sisanya, urusan ayahzam dan papa, saya malas mikir ahahahahahah. Soalnya banyak banget loh yang mau dipikirin kalau pertama bangun rumah. kelistrikan, air, pipa, atap dan lain sebagainya. Alasan saya gak pakai arsitek, karena saya punya arsitek, PAPA hehehehe. yang sudah malang melintang puluhan tahun bergerilya dengan bangun membangun rumah, rumahnya sendiri HAHAHAHAAH. Papa se semangat itu menggambar denah berdua dengan Ayahzam, jadinya gak enak menghalau mereka dengan bilang "udah ah pakai arsitek aja" hhehe. DINDING BANGUNAN Setelah pondasi dibuat, diisi lagi dengan tanah kan tuh, setelah selesai, kami tidak langsung mendirikan bangunannya, Desember ke Maret, alhamdulillah pondasi sudah terbangun. Kami menunggu sampai bulan Juli-Agustus baru deh tukang mulai nancapin tiang, pasang besi, cor, dan batu bata, sampai bangunan berdiri. Kalau di Gowa sini, kami menggunakan bata merah tentu saja. Ini yang bikin lama juga sih sebenarnya rangka bambu untuk tukang manjat dan bekerja sampai atas hihihi jadi rangka bambu juga masuk budgeting, gak cuma semen dan batu bata ternyata. hihihiw. Untuk pembahasan budgeting nanti ku bahas terpisah ya. Nah selama pembangunan ini yang ngawasin langsung adalah papa saya, sementara pembangunan saya, suami, dan anak-anak masih menetap di rumah B47, berbagi kabar dan prosesnya selalu dari papa gak pernah apha mengabarkan lewat WA, kalau ada yang kurang atau ada yang mau ditambahkan selalu WA dulu. Semuanya sudah saya percayakan lah, termasuk urusan tukang. Kordinasi tukang pun lewat papa dan ummi langsung, karena tukang yang kami pekerjakan itu tukang yang kami kenal, kampung sebelah dan beberapa termasuk keluarga dan kerabat. Alhamdulillah drama sama tukang tentang pembangunan ini hampir tidak ada. Lanjut kerjaan plesteran yang volumenya dua kali dari volume pasangan bata. Lalu masuk ke kerjaan kusen, pintu, dan jendela. Pemasangan kusen-kusen pada sisi-sisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk maupun hawa udara. RANGKA ATAP Cakupan pekerjaannya berupa pemasangan rangka atap kuda-kuda, gording, nok, kaso & reng, kalau diperlukan ditambah alumninum foil jika perlu dan pemasangan genteng beserta aksesories-nya. Rangka atap yang saya pakai adalah baja ringan. berkesinambungan juga ke soal plumbling, mekanikal dan elektrikal Item pekerjaannya adalah pemasangan toilet, wastafel, bath up, pemanas air, kran. Gak ketinggalan juga pemasangan instalasi air bersih dan air kotor. Kemudian pemasangan jaringan kabel listrik, kotak sekring, saklar, titik-titik lampu penerangan, dan sejenisnya. Selama pembangunan saya hanya sesekali mengunjungi, paling 2-3 kali dalam semminggu, penasaran liat hasilnya gimana, sudah sampai dimana? kalau bentuk model rumah dan area-areanya, jujur saya ga terlalu ambil pusing sih, yang penting sih teras dan look depan rumah, HAHAHHA. Trus juga seringnya di telpon, "sudahmako beli pintu? model bagaimana kau mau? cepat bawa ke sini maumi di kerja..." "Gagang pintumu, manami? maumi dipasang!!" "Kran air yang mau kau pake, bawa cepat..." Namanya bangun rumah dari nol ya pasti ada yang gak sesuai dengan pemikiran, tapi tetap bisa kompromi sih gak begitu jauh-jauh amat lah ya. Kalau dari saya ya, kalian harus coba untuk pahan beberapa hal ini Mengambil keputusan Kamu akan banyak dituntut untuk mengambil banyak keputusan AHAHAHAHA. apalagi harus cepat soalnya takut tukangnya bakal pergi kerja ditempat lain dan kamu bakal nunggu lama skali untuk dapat tukang sebagus yang dipilih. Mengeksplorasi dari segala sisi Jangan mudah puas dengan rencana pertama, pikirkan segala sisi yang mungkin terjadi sampai kamu benar-benar puas pokoknya dengan hasilnya. Menyisir hingga tuntas Jika kamu memang sudah berniat membangun rumah sendiri, maka terjunlah secara total dan libatkan diri dalam pembangunan, mulai dari hal yang paling dasar sampai finishing terakhir. Kalau saya sudah mempercayakan suami dan papa dibagian dasar, ya kalau soal finishing semuanya saya yang nangani pemilihan bahan dan material nya. LUAS BANGUNAN Yang paling sering ditanyakan ke saya ini, luas nya berapa nih bangunannya? heheheh.. Pernah sudah dikasih tau sama ayahzam tapi saya lupa, jadi langsung abadikan di blog aja ya katanya luasnya ini, Lebar 15meter X panjang 10 meter X tinggi 4,5 meter kurang lebih segitu. Kalau ada yang bilang wow luas banget, beneran luas dua kali lipat dibanding rumah B47 kompleks yang tipe 45 yang saya tinggali kemarin. Sebenarnya saya ga perlu amat rumah luas, tapi kalau tanah adanya segitu ya disyukuri aja, hehe kalau mau dibaguni setengah aja juga sayang tanahnya sisa dikit gitu, jadi ya dibanguni semua aja. Diingatkan lagi ya ini bukan di tengah kota, tapi di dusun, Kab Gowa desa Panakkukang. Namanya tinggal di desa, memang luas-luas tanahnya, berbeda tentunya kalau di kota. Semua ada plus minusnya kan ya, tinggal value dari perkeluarga masing-masing aja memilih, inginnya dimana, nyamannya dimana? Kalau saya nyaman dekat dengan keluarga, saya selalu suka suasana yang ramai dengan keluarga, ngumpul bareng, makan bareng, cerita bareng, dan semuanya yang gak saya dapati kalau tinggal di kompleks. So, yaaaa segitu dulu ya cerita tentang bangun rumah pertamakali di keluarga kecil kami, saya sih selalu ingat pesan ummi, "Biaya bangun rumah itu seumur hidup loh, harus terus disiapkan budgetnya" hehehehee jadi "belajar nabung" HAHAHA. jadi, dari masih tanah sampai bangunan rumah kami berdiri itu memakan waktu Desember 2017 sampai Agustus 2019 makan waktu kurang lebih 1 tahun 8 bulan
Cerita Tentang Saya dan SDN Sadagori 1Tanggal 21 Februari 2022 untuk pertamakalinya kalinya saya datang ke tempat tugas saya yang baru, yaitu di SDN Sadagori 1, merupakan salah satu sekolah favorit yang ada di Kota Cirebon, saat ini jumlah siswa 447 dengan jumlah personil sekolah kurang lebih 30 orang, baik itu guru, penjaga sekolah dan satpam. Ketika malam hari saya mendapat telepon, untuk mengambil surat undangan pelantikan di Dinas Pendidikan yang pelantikan diadakan keesokan paginya, jujur saya sangat kaget apalagi saat tengah malam, ada teman yang memberi info dan memberi tau tempat tugas saya yang mengetahui mutasi ke SDN Sadagori 1, yang ada dipikiran saya saat itu hanya satu, yaitu "Bisa tidak saya memimpin sekolah dengan jumlah siswa dan personil sekolah sebanyak ini?" Rasa ragu saya tepis, Dinas Pendidikan Kota Cirebon telah mempercayakan saya untuk memimpin di sekolah tersebut, bisa atau tidak saya harus bisa. Cerita Saya dan SDN Karya Mulya 2Hingga kini saya masih sangat bersyukur, awal mula saya menjadi Kepala Sekolah KS, saya di tempatkan di Sekolah yang bisa dikatakan menengah ke bawah, saat itu dengan jumlah siswa yang ramping. Selama hampir 6 tahun lamanya saya digodok di sana, berkat kerjasama yang baik dengan guru-guru disana, saya bisa mewujudkan sedikit impian saya. Setidaknya saya bisa meninggalkan sekolah tersebut dengan bangunan yang kokoh, tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain yang berada ditengah kota. Saya meninggalkan sekolah tersebut dengan bangga, karena saya bisa mewujudkan impian para guru disana. Guru-guru di SDN Karya Mulya 2 terlihat keikhlasannya, mengajar tanpa mengharap imbalan. SDN Karya Mulya 2 adalah sekolah penuh kenangan bagi saya, awal saya menjadi Kepala Sekolah, banyak peristiwa yang pernah kami hadapi bersama. Peristiwa itu membuat mental saya menjadi kuat. Cerita Saya Tentang SDN Sunyaragi 2Pertengahan bulan Februari 2021, setelah hampir 6 tahun tidak pernah ada telepon dari Dinas Pendidikan untuk mengambil undangan pelantikan, sore itu saya mendapat undangan pelantikan kembali. Saya tidak pernah tau mau ditempatkan di mana, karena saya tidak pernah meminta untuk dimutasi. Menjelang petang, saya diantar anak-anak untuk mengambil surat undangan pelantikan yang akan diadakan keesokan tengah perjalanan, anak saya yang mengemudikan mobil kaget dan menghindari anak kucing berbulu coklat yang sedang duduk di tengah jalan, suasana malam itu sangat gelap karena penerangan jalan yang kurang, alhasil mobil kami menghantam pohon palem besar yang menjadi pembatas jalan. Mobil yang saya tumpangi berguling dan posisi berbalik ke sebelah kiri, tempat saya duduk. Saat itu suasana sangat kacau, orang-orang berteriak dan banyak yang membantu kami. Alhamdulillah saya dan anak-anak selamat walau badan memar-memar. Entah kenapa saya masih ada kekuatan untuk tetap ke Dinas Pendidikan untuk mengambil surat undangan pelantikan, dengan diantar tetangga yang kebetulan membantu kami, karena jarak yang dekat, saya tetap ke Dinas Pendidikan, badan masih gemetar karena habis mengambil surat pelantikan, saya kembali ke lokasi kecelakaan dan posisi mobil sudah dipindahkan, ketika itu saya sangat syok, melihat kondisi mobil, terutama saat melihat bagian depan sebelah kiri mobil terlihat rusak saya sangat bersyukur, anak saya masih bisa berfikir jernih saat kejadian, saat itu dia langsung mencabut kunci dari tempatnya, sehingga mesin mobil langsung mati. Bisa dibayangkan kalau mesin mobil masih menyala dan bensin mengalir keluar serta gas mobil tanpa sengaja keinjak, duh saya tidak berani paginya, saya menghadiri pelantikan dengan kaki sedikit pincang dan seluruh badan terasa sakit seperti orang habis saya kecelakaan itu segera tersebar, ada salah satu guru SDN Karya Mulya 2 mengirim video dari Instagram, saya melihat video itu merinding, ternyata keadaan saat itu begitu belum sempat mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang telah membantu kami, mengeluarkan kami dari himpitan mobil, memberi minum dan mengamankan posisi mobil, Alhamdulillah tidak ada oknum yang mencari kesempatan pada kejadian itu. Dompet saya masih utuh berada di jok depan. Lewat tulisan ini, saya mengucapkan terimakasih pada orang-orang yang telah membantu kami, hanya Allah yang akan membalas semua kebaikan orang-orang yang suka rela menolong mutasi ke SDN Sunyaragi 2 dengan murid di atas 200 dan personil sekolah ada 17, bisa disebut sekolah sedang. Ditempat ini saya hanya sebentar, bisa di bilang baru 5 langkah dan baru pembenahan, belum banyak yang saya lakukan disana, baru pengecatan, pembenahan taman, membuat slogan sekolah dan membuat prasasti nama saja saya merasa belum maksimal berada di SDN Sunyaragi 2. Banyak impian yang belum terwujud di sana, ketika pelantikan tidak ada acara selfie -selfie, saya banyak diam, karena masih kaget di pelantikan saya menyembunyikan rasa sedih saya pada guru-guru, saya banyak bercanda untuk menghapus rasa sedih. Saya menangis ketika sedang sendirian di ruangan, hanya ada satu guru yang tau karena ketika saya sedang menangis dia datang ke ruangan saya, meski saya sembunyikan, tapi dia tau dan langsung memeluk saya sambil menangis. Bisa dibilang guru tersebut kepercayaan saya kemana-mana selalu diantar dia. SDN Sunyaragi 2 adalah sekolah inti, mau tidak mau saya harus jadi ketua Gugus, yang artinya menjadi pemimpin di delapan sekolah sekitar dan menjadi sekolah rujukan di Kelurahan malam hari mendapat telepon untuk mengambil undangan pelantikan, jujur saja saya masih trauma, kejadian kecelakaan itu seperti hadir lagi, seperti film yang kembali di putar. Karena trauma surat undangan pelantikan itu saya titipkan pada teman yang sama-sama di Saya Tentang SDN Karang Jalak 2 Baru beberapa bulan saya mutasi ke SDN Sunyaragi 2, saya mendapat tugas baru, yaitu menjadi Plt di SDN Karang Jalak 2 karena Kepala Sekolahnya Purnabakti, saya di sekolah tersebut hanya 3 bulan. Disana saya bersama guru-guru yang penuh merasa belum melakukan apa-apa di SDN Karang Jalak 2, baru beradaptasi dan baru bertemu dengan para komite, membahas program sekolah dan rehab ruangan, setelah bangunan menjelang selesai sayang seribu sayang Kepala Sekolah definitif datang dan saya mau tidak mau harus meninggalkan sekolah ini, ditempat tugas baru dengan jumlah siswa dan jumlah personil yang gemuk, saya harus kembali beradaptasi dengan lingkungan yang sudah tentu berbeda. Karena saya telah melalui tahapan-tahapan, setidaknya saya tidak terlalu kaget dengan jumlah personil yang banyak dan ditempatkan di sekolah inti kembali. Paling terpenting menurut saya adalah, saya harus bisa bekerja sama dengan semua personil sekolah dan pihak-pihak yang berhubungan dengan sekolah ini adalah Cerita tentangPerjalanan Hidup SayaTulisan ini bagi orang lain mungkin tidak penting, tapi bagi saya sangat penting, karena saya telah menjalani fase-fase kehidupan. Saya tidak peduli tulisan ini ada yang baca atau tidak. Karena sebenarnya Saya sedang menuliskan jejak-jejak perjalanan hidup yakin 5 tahun, 10 tahun bahkan 20 tahun ke depan perjalanan ini menjadi kenangan yang paling indah, bahwa saya pernah ada bersama mereka. Bisa saja jika saya sudah berada dalam pelukan bumi, tulisan ini menjadi kenangan indah bersama-sama orang hebat. Apa yang kita tuliskan saat ini mungkin terlihat tidak terlalu penting, tapi suatu saat nanti akan menjadi penting, dan saya percaya itu. Sekecil apapun pengalaman hidup yang sudah kita lewati, itu adalah naskah cerita yang sudah tertulis jauh sebelum keberadaan kita di dunia. Setiap sekolah menggoreskan kenangan tersendiri dan tidak akan terulang dengan situasi yang sama ADSN1919
Perempuan berperawakan mungil ini begitu bersemangat sewaktu menceritakan perjalanannya hingga berhasil mendapatkan rumahnya ini. Sebuah impian yang telah dicatatnya sejak ia dan suaminya belum menikah dulu. Andhini Miranda, bersama suami dan satu orang anak semata wayangnya, kini menempati sebuah hunian mungil dengan luas tanah 87m2 dan luas bangunan sekitar 40 m2 di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Keinginan kuat untuk mendiri dan bisa menanamkan nilai-nilai hidup yang dianutnyalah yang mendorong Andhini dan suaminya mencari rumah dan berhasil membelinya pada tahun 2013. Namun terselip juga pelajaran berharga dibalik cerita rumah Andhini. Meski demikian, untuk sementara Andhini bisa merasa lega karena di rumah inilah ia bisa membesarkan buah hatinya serta melakukan banyak kegiatan ramah lingkungan. Kegiatan yang dimulainya dari rumah inilah yang menjadikannya seorang praktisi hidup minim sampah. Cerita Rumah Andhini Berawal Demi Hindari Konflik Pola Asuh Anak Jadi ceritanya pada tahun 2011 sang suami melamar Andhini. Saat itu keduanya memang sama-sama berada di usia kepala 3 sehingga diskusi serius tentang rencana ke depannya banyak sekali dilakukan. Salah satunya tentang impian memiliki rumah sendiri untuk membina keluarga, khususnya anak, sesuai dengan nilai-nilai yang dipercaya Andhini dan sang suami. “Yang pasti keinginan keluar rumah itu karena ingin menghindari konflik. Jika ada lebih dari satu kepala keluarga sangat mungkin hal kecil bisa diributin karena pasti ada perbedaan,” jelas Andhini yang merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Andhini memang sangat concern pada pola asuh anak. Jika nantinya ia memiliki anak, ia sadar akan ada saja konflik pola asuh yang terjadi antara Andhini sebagai keluarga muda dan orangtuanya. Konflik-konflik kecil inilah yang ia ingin hindari. “Banyak pola asuh jaman dulu yang sudah nggak relevan sekarang. Banyak contohya, misalnya saja ungkapan jangan banyak digendong nanti bau tangan’, saya punya konsep selagi anak masih bayi kenapa kita nggak habiskan waktu untuk membonding dia? Setelah anak bisa lari, hal itu akan sulit lagi lho,” ungkap Andhini. Hal lain misalnya membiasakan anak makan di meja makan dirasa Andhini lebih baik daripada makan disuapin sambil digendong dan bermain. Atau bagaimana kebiasaan orang dewasa berbicara dengan anak kecil yang sering dicadel-cadelin agar terlihat lucu, padahal menurut Andhini mendengar adalah cara pertama anak untuk belajar baca dan tulis. “Di sisi lain saya juga nggak mau durhaka karena banyak konflik. Kalau punya rumah sendiri kan kita bisa menerapkan nilai-nilai yang kita anut, sambil saya bisa tetap menjaga hubungan baik dengan orangtua,” ujar Andhini lagi. Cerita Rumah Andhini Financial Planner Bikin Mudah Rencana Punya Rumah Saat dilamar, Andhini bekerja sebagai wedding planner. Artinya ia dan tunangannya sama-sama memiliki pemasukan tetap. Namun mereka mulai berpikir bagaimana mengelola keuangan yang benar agar bisa tercapai segala impian; ingin punya rumah, kendaraan, bahkan sampai persiapan dana sekolah anak. Sama-sama bekerja di dunia kreatif juga membuat keduanya sadar bahwa mereka akan sulit mendapatkan tunjangan. Dengan konsep hubungan teamwork’, setelah menikah mereka berniat untuk meleburkan uang mereka demi sama-sama mencapai tujuan dan mimpi-mimpi bersama. “Untuk itu kita pakai jasa financial planner. Semua pengeluaran dirinci dengan sangat detail, di-screening. Dilihat dengan segala pengeluaran itu apakah masih ada sisa yang bisa ditabung,” jelas Andhini yang juga dibuatkan plot oleh sang financial planner hingga penjabaran proyeksi inflasi dalam beberapa tahun ke depan. “Dari hasil screening, kami bilang fokus pertama adalah rumah. Mulai dari ekspektasi rumah di mana, luasnya berapa, oleh financial planner diberikan gambaran proyeksinya sampai angka DP dan cicilan KPR per tahun yang bisa kita sanggupi. Nyesel deh kenapa nggak pakai jasa financial planner dari dulu, mana harga rumah makin mahal!” papar Andhini. Andhini mengaku sangat tenang setelah tahu proyeksi kesanggupan mereka di masa depan. Total ia menggunakan jasa financial planner selama 3 tahunan, di mana seluruh keuangan benar-benar diatur dan jadi teratur. Walaupun belum menikah, tapi setelah tahu perhitungan keuangannya Andhini dan tunangannya pun langsung browsing cari rumah. Mereka berselancar di dan memasang filter lokasi yang diinginkan, juga kisaran harga yang sesuai dengan perhitungan. Cerita Rumah Andhini Tunda Punya Rumah Karena Hamil Ada Tumor Rahim “Kita dulu sama-sama kerjanya di Jakarta Selatan, sering lembur. Sementara rumah orangtua saya di Jakarta Timur. Wah, rasanya jauh banget! Pengennya ya punya rumah dekat kantor, berangkatnya jadi nggak harus pagi-pagi buta,” kata Andhini. Ia pun melanjutkan, “Sayangnya rumah di Jakarta Selatan nggak masuk di kisaran bujet kita, jadi kita mengarah ke selatan Jakarta deh, Tangerang Selatan ha ha ha. Kita cari yang areanya cukup familiar kita dengar .” Seluruh pencarian rumah Andhini pun dilakukan melalui internet, dan cukup banyak daftar yang didapatkan dari hasil browsing tersebut. Karena kerja di wedding industry, tentunya akhir pekan Andhini sangat sibuk. Begitu pula pasangannya, deadline pekerjaan selalu jatuh di hari Sabtu-Minggu. Akhirnya di tahun 2011 itu juga Andhini menikah, dan setelah menikah kesibukan mereka pun masih sama. Hal ini pula yang menjadi kendala pencarian rumah mereka, hanya satu-dua lokasi yang benar-benar sempat didatangi. Tahun 2012 Andhini kemudian hamil. Hal yang cukup mengejutkan bagi pasangan ini mengingat sebelumnya mereka sempat divonis sulit untuk memiliki keturunan akibat terdapat tumor di rahim Andhini. “Kaget banget tiba-tiba hamil, alhamdulillah! Dan obgyn yang menangani sangat tahu riwayat penyakit saya karena ia yang menangani sejak lama, kondisi hamil ini berisiko. Jadi tidak menunggu waktu lama, saya langsung menuliskan surat resign tanpa ada 1 month notice!” papar Andhini. Segala rencana akhirnya terpaksa harus ditangguhkan. Bahkan rencana bulan madu yang belum terlaksana, dan sudah dipesan segala tiket dan akomodasinya dalam waktu dekat pun hangus. Rencana mencari rumah pun ditunda mengingat kondisi Andhini yang harus bed rest total. Cerita Rumah Andhini Buru-buru Beli Rumah, 2 Hari Lagi Harga Naik “Habis lahiran, eh ada kabar adik saya mau menikah. Wah tambah satu keluarga lagi di rumah, konflik bisa lebih banyak nih! Langsung saya bilang ke suami untuk mulai cari rumah lagi,” cerita Andhini. Saat itu suami Andhini tidak setuju untuk buru-buru pindah, karena proses menabung masih berjalan. Ia menginginkan rumah yang dibeli nanti itu adalah yang benar-benar disuka dan nyaman. Dan ajakannya untuk tetap sementara tinggal di rumah orangtua Andhini, tidak disetujui oleh Andhini. “Saya saat itu merasa lebih sehat’ kalau punya rumah sendiri, sudah terlihat potensi konflik kecil di sana-sini. Yang terpenting saat itu, harus menjaga hubungan dengan keluarga agar tetap baik,” jelas Andhini. Di masa ini Andhini masih tetap menggunakan jasa financial planner. Browsing mencari rumah dilakukan lagi dari nol, karena filter pencariannya berubah. Otomatis angka bujet jadi menurun karena Andhini sudah tidak bekerja lagi. Alokasi tabungan rumah juga jadi lebih sedikit. Karena ingin segera mendapatkan rumah, Andhini tidak memasang spesifik area saat melakukan pencarian di hanya filter harga saja. Dari situ mereka mencari yang kira-kira cocok dengan bentuk rumah, daerahnya terasa familiar, baru mereka survei langsung. Dari hasil survei, Andhini tertarik dengan sebuah rumah di sebuah perumahan yang baru dibangun di Pamulang, Tangerang Selatan. Dengan rumah tipe yang sama, rumah tersebut dinilai memiliki tata ruang yang tidak terasa sempit. Plong! Sebelum memutuskan untuk membeli, mereka sempat melakukan survei namun bukan untuk melihat rumah lagi, tapi survei buat mengecek kredibilitas pengembangnya. Sebanyak dua lokasi perumahan lain yang sedang dibangun oleh pengembang yang sama sempat didatangi, dan seluruhnya berjalan dengan baik. Setelah benar-benar yakin proses pembelian rumah serta pengajuan KPR dilakukan. Saat proses pengajuan KPR juga bisa dibilang tidak ada kendala. Jumlah DP yang harus dibayar pun sesuai dengan perhitungan financial planner, saat akad rumah uang DP-nya sudah terkumpul. Andhini langsung buru-buru membayar DP karena katanya 2 hari lagi harga naik. Cerita Rumah Andhini Kendala Tinggal di Rumah Baru yang Dibeli Terburu-Buru Karena membeli rumah indent maka pembangunan rumah Andhini tidak langsung dilakukan setelah proses akad jual beli dilakukan. Pembangunan tahap awal menunggu penuhnya 2 blok rumah, baru kemudian dibangun bersamaan. Akhirnya rumah jadi tahun 2014 dengan masa pembangunan rumah 6 bulan. Andhini langsung pindah ke rumah itu dalam keadaan belum ada gardu listrik dan tidak ada lampu jalan. Semua listrik diambil dari kantor pemasaran. “Lucu, di awal itu tidak sampai 10 rumah yang sudah ditinggali. Kalau malam ada yang nyalain mesin cuci nanti tiba-tiba listriknya njeglek. AC juga hanya boleh satu dulu yang menyala. Kalau njeglek akan ada satpam keliling yang mengingatkan jangan pakai mesin cuci, ha ha ha,” gelak Andhini. Suasana saat itu juga belum nyaman, jalanan masih bebatuan, gerbang satpam pun masih dibangun. Di blok rumah Andhini, baru terisi 3 rumah dan mereka adalah pasangan muda dan bekerja sampai malam, jadi saat mulai gelap hanya rumah Andhini saja yang terlihat terang. Gardu listrik pun akhirnya baru ada setelah beberapa bulan kemudian. Tips Membeli rumah memang bukan seperti membeli kacang, harus dipersiapkan secara matang. Apabila belum merasa cocok, jangan dipaksakan. Apalagi mengambil keputusan yang terburu-buru. Luas tanah pada umumnya adalah 72 m2, namun Andhini memilih rumah yang bagian belakangnya ada lebihan tanah sekitar 15 m2 karena posisi rumah menempel pada batas tembok klaster. Tapi karena jarang datang saat pembangunan, ternyata pengembangnya rata memberi batas tembok lurus tanpa memperhatikan luas tanah yang lebih tersebut. Sebagian hak tanah milik Andhini berada di balik tembok. Dan Andhini harus membobok sendiri tembok tersebut jika ingin menggunakannya. Karena harus mengeluarkan biaya lagi, maka Andhini membiarkannya dulu. Kendala lain yang muncul, ternyata air di klaster tersebut bermasalah. Airnya berbau minyak dan mengandung besi, sehingga untuk kebutuhan sehari-hari Andhini jadi boros karena menggunakan air isi ulang. Apalagi anak Andhini memiliki kulit sensitif. “Memang proses mendapatkan rumah ini cukup cepat, namun saya merasa inilah hasilnya kalau proses pengambilan keputusannya buru-buru, banyak hal yang terlewat dan harus disurvei lebih detail lagi sebelumnya,” ungkap Andhini. Cerita Rumah Andhini Pasang Keramik, Mengecat Tembok, Bobok Tembok, Bikin Rumah Nyaman Membeli rumah memang bukan seperti membeli kacang, harus dipersiapkan secara matang, karena kalau sudah dibeli dan kurang sesuai, tambah sudah ada pengikatan perjanjian KPR dan hal lainnya, jelas sulit untuk dibatalkan. Itulah pentingnya mencari tahu properti yang akan dibeli lewat review properti dan memanfaatkan jasa agen properti yang terdapat di “Agak menyesal saat itu karena sempat berpikir bahwa mengontrak rumah hanya membuang-buang uang. Padahal saat belum menemukan rumah yang sreg, mengontrak bisa menjadi solusi sambil mencari rumah yang tepat,” kata Andhini. Alih-alih menyesali dan tidak berbuat apa-apa, Andhini dan suami pun mencoba mengatasinya dengan membuat rumahnya jadi lebih nyaman. Misalnya memasang keramik lantai sesuai keinginan yang dibelinya sendiri, mengecat tembok dengan cat pilihan sendiri. Sedang untuk fasad rumah Andhini sudah merasa cocok. Langkah berikutnya adalah mengatasi masalah air. Banyak tetangga Andhini yang memakai filter juga mengebor sumur. Andhini dan suami menabung dulu berbulan-bulan hingga akhirnya bisa mengebor sumur, tak tanggung-tanggung… hingga kedalaman 40 meter! “Saya mencoba menata isi rumah semaksimal mungkin dengan keterbatasan yang ada. Yang penting nyaman. Bahkan interior itu 2 bulan sekali berubah, kursi lemari saya geser-geser sampai anak kalau pagi-pagi bangun suka komen wow, sudah berubah lagi’ ha ha ha,” cerita Andhini yang merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain Trisakti, Jakarta. Setelah menabung agak lama, baru tahun 2019 Andhini membobok tembok belakang rumah guna memanfaatkan sisa tanah 15 m2-nya. Hasilnya rumah dirasa lebih lapang, karena dapur kini pindah ke area belakang tersebut. “Bobok temboknya kan dari balik tembok rumah belakang karena saya nggak mau bagian dalam rumah jadi berantakan. Nah renovasinya itu dibuat pondasi dulu baru dibobok, eh hasil pondasinya beda ketinggiannya sama yang di rumah ha ha ha, sampai kita buat anak tangga gitu,” jelas Andhini sambil tergelak. Cerita Rumah Andhini Rumah Ramah Lingkungan yang Menginspirasi Ketika ditanya tentang gambaran rumah idamannya, Andhini menginginkan membangun rumah dari nol, karena bisa fungsional sesuai kebutuhan keluarganya. Rumah kecil dengan bukaan jendela besar serta ceiling yang tinggi agar rumah lebih ramah lingkungan, tidak perlu AC. Andhini yang giat menyuarakan gerakan hidup minim sampah melalui akun Instagram 021suarasampah banyak melakukan upaya menjaga bumi’ terkait dengan rumah dan aktivitas hidupnya sehari-hari. Ia membuat lubang biopori sebagai resapan air hujan, juga memiliki lima komposter. Hal ini dilakukannya sebagai upaya dari rumah untuk menjaga lingkungan. Di mana penelitian mengatakan di masa depan persediaan air tanah akan terus berkurang. “Saya juga daur ulang air secara manual. Misalnya air mandi dari shower di bawahnya ditaruh ember untuk menampung, begitu juga saat mencuci piring. Bekas airnya masih bisa dipakai untuk siram toilet dan siram tanaman,” jelas Andhini. Temukan juga beragam tips, panduan, dan informasi mengenai pembelian rumah, KPR, pajak, hingga legalitas properti di Panduan Ia pun melanjutkan, “Di rumah sudah tidak pakai sabun kemasan, saya membuat sendiri sabun dari lerak dan eco enzym, jadi tidak ada deterjennya. Jadi untuk siram tanaman itu aman.” Rencana selanjutnya Andhini ingin membuat penampungan air hujan, agar airnya bisa dimanfaatkan kembali. Di rumah Andhini juga ada tempat pilah sampah dengan kategori yang cukup beragam. Sampah dipilah berdasarkan kategori jenis materialnya. Ada sampah plastik, kertas, kardus, alumunium, beling, elektronik, hingga sampah medis. Sampah pilahan yang masih bisa digunakan lagi, disimpan oleh Andhini sebagai bahan prakarya anak. Sedangkan sampah pilahan yang tidak bisa digunakan kembali, disetor ke penggiat daur ulang. “Saya punya lho pintu lemari isinya selotip bekas, yang masih lengket kan bisa dipakai lagi,” jelasnya. Selama 26 bulan sampah yang dihasilkan Andhini, suami dan anaknya, hanya 1 kg lho! “Banyak furnitur di rumah ini hasil restorasi. Dari rangka furnitur bekas, atau bangku bakso yang dibeli di toko loak. Ada juga furnitur besar di kamar saya di rumah orangtua, kini sudah dipecah-pecah dan dijadikan beberapa fungsi,” jelas Andhini. Cerita Rumah Andhini Rencana Jual Rumah, Take Over Kredit, Demi Rumah Impian Meski upaya membuat nyaman rumahnya telah dilakukan, Andhini memang harus beradaptasi dengan rumah barunya, serta lingkungannya. Jika dilihat sekilas, suasana rumahnya terlihat sangat asri dengan banyak tanaman yang tumbuh subur. Bukan sekadar tanaman yang sedang menjadi tren, bahkan Andhini juga membuat kebun sayur. Proses membeli rumah yang terburu-buru nyatanya dampaknya memang terasa sepanjang waktu. Perumahan klaster tanpa pagar yang kini banyak dipasarkan mungkin memang kurang cocok bagi Andhini, membuatnya kurang nyaman. "Saya siasatinya dengan pagar tanaman, deretan pohon telang, hinga pasang paranet di teras untuk rambatan tanaman,” tawa Andhini lagi. Survei unit rumah, hingga survei proyek lain dari pengembang memang sudah dilakukan Andhini, tapi ada satu yang kurang, survei lingkungan sekitar terkait kondisi sekitar, fasilitas umum seperti pasar, akses, hingga kemacetan lalu lintas. Itu sebab Andhini banyak mengalami kejutan mulai dari pasar kaget setiap Senin malam di seberang gerbang perumahan, hingga layar tancap yang diputar dengan volume suara yang sangat keras. Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami Karena itu, setahun belakangan Andhini dan suami mulai terpikir untuk menjual rumahnya, mulai mencari tahu tentang cara-cara take over kredit. Mencari tahu lewat laman panduan properti di hingga bertanya ke teman-teman yang bekerja di bank. Berbagai perjalanan dan kendala terkait rumah idaman pastinya memang bisa dilewati oleh setiap orang dengan usaha yang gigih serta cara-cara yang kreatif. Namun apabila hati belum merasa cocok, tentunya tidak bisa dipaksakan. “Dan perjalanan membeli rumah ini memang mengajarkan bahwa pengambilan keputusan yang terburu-buru seringkali kurang bijak,” tutur Andhini. “Jadi sekarang saya masih mencari rumah’ yang lain, karena di rumah ini saya masih merasa belum pulang’,” ujar Andhini menutup perbincangan dengan penuh keyakinan bahwa rumah impian, yang membuatnya merasa pulang’ pasti bisa diwujudkan selama diperjuangkan. Itulah cerita pengalaman Andhini, Praktisi Hidup Minim Sampah yang sempat terburu-buru membeli rumah yang kini terus mengejar mimpinya untuk punya rumah yang nyaman, yang membuatnya merasa pulang. Masih banyak lagi kisah seputar perjuangan mewujudkan mimpi punya rumah sendiri lainnya yang juga tak kalah menginspirasi. Temukan kisahnya hanya di Cerita Rumah. Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah Teks Erin Metasari, Foto Zaki Muhammad
Salam dan selamat malam KC,Saya Ayen, ingin berkongsi satu cerita yang pernah terjadi pada keluarga saya di rumah lama kami di Cheras, KL. Pada awalnya pindah ke rumah tersebut, bermulalah kami sekeluarga membersihkan rumah yang bakal kami menginap. Sewaktu membersihkan rumah, kami dapati ada mainan kanak-kanak yang ditinggalkan. Ketika itu umur saya lima tahun. Mak saya rasa tidak sedap hati, lalu mak ambil keputusan untuk membuang saja mainan tersebut, tetapi biasalah ketika itu saya masih budak lagi, dengan harapan dapat bermain dengan mainan sekeluarga syak sebelum ini ada penghuni sebelum ini mempunyai anak kecil, tapi hairan kenapa ditinggalkan mainan tersebut. Kerana tak mahu mengusutkan fikiran, kami hanya fikir secara positif mungkin mereka orang berada dan tak perlukan mainan tersebut, ataupun anaknya pun sudah membesar. Nak dijadikan cerita, kami sering diganggu kelibat susuk kanak-kanak kecil di rumah ini. Seperti macam dah terbiasa adakala kami akan melihat kelibat kanak-kanak kecil berlari, kedengaran seperti kerusi ditarik, bunyi guli dijatuhkan di atas siling, namun kisah-kisah pendek yang akan saya ceritakan ini merupakan kejadian yang betul-betul memberi kesan mendalam. Kejadian pertama terjadi ketika sepupu saya datang ke rumah untuk menziarahi Ayah yang sakit. Anak-anak sepupu saya memanggil Ayah dengan panggilan Tok Cu. Salah seorang anak saudara saya bermain di bilik Ayah. Tiba-tiba dia senyapkan diri dan mula memanggil Ayah, "Tok Cu sini kejap..."Ayah "Ya sayang, ada apa panggil Tok Cu?" "Tok Cu, siapa orang kat luar tingkap tu? Kita nampak ada kepala orang lalu lah kat situ..."Ayah cuba tak nak takutkannya hanya berkata, "Ehhh... Tak ada apa-apalah, pergi main kat luar bilik Tok..."Secara logik, rumah saya berada di tingkat 4, macamana boleh ternampak kepala di luar tingkap? Menjadi tanda tanya siapa atau apakah yang berada di balik luar tingkap bilik Ayah. Sumpah meremang bulu roma bila diceritakan oleh Ayah...********************************************************************************************Kisah kedua terjadi kepada kakak saya yang ingin ke tandas pada waktu malam. Ketika itu Ayah kerja malam, jadi Mak tidur seorang diri di biliknya. Selalunya bilik tidur utama akan ada bilik air, jadi pada malam itu, kakak saya bangun ke bilik Mak untuk buang air kecil. Apabila keluar dari bilik air dan membuka pintunya, pancaran lampu bilik air masuk ke ruangan bilik tidur Mak. Apa yang membuat kakak saya terkejut, dia ternampak seorang budak perempuan sedang menangis dan duduk mencangkung sambil menutup mukanya dengan kedua kakinya di atas tubuh Mak yang sedang nyeyak tidur. Allahu Akbar! Kakak tersentak dan mula rasa marah ingatkan kakak saya yang lagi satu kerana susuk tubuhnya seakan sama sepertinya. Dia pun cepat-cepat mematikan lampu bilik air dan beredar dari situ. Dalam keadaan cemas, dia bergegas untuk periksa samada kakak saya yang lagiu satu ada ke tidak di tempat tidurnya, sebab dia pasti itu susuk tubuh kakak saya. Apabila sampai ke bilik, kakak saya yang lagi satu sedang nyenyak tidur. Persoalannya, siapakah budak perempuan itu?********************************************************************************************Kisah yang terakhir kisah saya sendiri di dalam rumah yang sama. Saya pula yang terkena gangguan. Saya tidak pasti itu hanya khayalan atau ilusi saya sendiri. Ketika itu saya sedang mengalami demam panas. Saya berehat dan tidur di bilik Mak. Saya baring menghadap laluan ruang tamu ke bilik Mak, jadi saya menghadap laluan gelap itu. Semasa itu saya tidak pasti di mana keluarga saya pergi, tetapi keadaan masa itu pagi dan sunyi sangat-sangat. Apabila terbangun dari tidur, meremang bulu roma saya ternampak seorang budak yang kurus kering tapi dalam keadaan berbogel dengan mata hitam, lidah terjelir, mulut yang ternganga terbang dari atas siling rumah menuju ke arah saya. Yang pasti jelas saya lihat dan bukan bermimpi. Apa yang saya nampak saya menceritakan pada ahli keluarga. Kesemuanya tidak percaya dan menganggap ia semasa kami ingin pindah dari rumah itu, barulah seorang bekas jiran memberitahu bahawa rumah yang saya huni itu pernah ada kes. Kisahnya dua orang kanak-kanak berbangsa Cina terbunuh semasa rompakan berlaku, mungkin kes khianat, tetapi yang pasti dua orang budak, lelaki dan perempuan terbunuh semasa kejadian. Bekas jiran kata keluarga kami yang paling lama bertahan duduk selama belasan tahun. Bekas jiran saya tidak memberitahu kami pada asalnya sebab mereka nak tengok berapa lama kami bertahan. Dia kata bekas jiran yang lain semuanya tabik keluarga kami kerana sebelum kami, penghuni lain di rumah lama ini hanya bertahan selama tiga tahun sahaja paling lebih...Terima kasih dan Selamat Malam Seram!
cerita tentang rumah saya